Kesawan (sekitar 1900-an) salah satu pusat kegiatan penting di Kota Medan. |
Lap. Terbang Polonia 1930-an |
Kuala Namu International Airport |
Post office (kanan) dan Hotel De Boer (sekarang Darma Deli), sekitar 1926 |
Medan Stadhuis (sekarang eks Kantor Walikota Medan) dan De Javasche Bank (sekarang kantor BI) |
Tjong A Fie Mansion dan Komunitas Cina di Medan
Tjong A Fie Mansion, di Jl. A. Yani (Kesawan) |
Tjong A Fie, 1906 |
Lapangan Merdeka dan Gedung Bersejarah di Medan
Lapangan Merdeka memiliki nilai sejarah bagi Kota Medan. Di masa penjajahan Belanda lapangan ini bernama Waterlooplein dan diubah menjadi Fuku Raido ketika Jepang masuk ke Indonesia. Barulah pada 3 Oktober 1945 dalam rapat umum rakyat lapangan diberika nama Lapangan Merdeka dan di sinilah pada 6 Oktober 1945 Mr Teuku Moehammad Hassan membacakan Teks Proklamasi. Lapangan Merdeka dikelilingi oleh banyak bangunan lama yang mencerminkan sejarah perjalanan Kota Medan seperti Stasiun Kereta Api, Kantor Pos, Balai Kota, Gedung London Sumatra, Titi Gantung dan Kawasan Kesawan.
Gedung Kerapatan, office of Sultan Deli (1915) |
Kota Medan memiliki arti sejarah penting karena dikembangkan di masa Kesultanan Deli dan penjajahan Belanda. Banyak bangunan bersejarah di Medan seperti Gedung Kereta Api (jalan Timor), Toko Seng Hap (Kesawan), Vila Kembar (jalan Sudirman), Deli Book Store, Gedung London-Sumatra dan sekitar 800 bangunan lainnya. Beberapa di antaranya seperti Gedung Mega Eltra dan Gedung Kerapatan bahkan telah dirubuhkan dan sebagian lagi tidak terawat atau telah dikuasai oleh pihak swasta seperti Gedung eks Balaikota Medan yang sangat monumental.
Bahan bacaan lebih lanjut:
- Avan, Alex. 2012. Parijs van Soematra. Medan: Rainmaker Publishing.
- Hamdani, Nasrul. 2013. Komunitas Cina di Medan. Jakarta: LIPI Press.
Agen Terbaik
BalasHapusSitus Terpercaya
freebet