PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI MANDAILING
PODA NA LIMA
PODA NA LIMA
Poda Na Lima itu kalau diartikan ke dalam bahasa Indonesia
berarti Lima Petuah. Petuah adalah warisan turun-temurun tentang konsep hidup.
Isi dari poda na lima ini mengkisahkan tentang konsep perlunya menjaga
kebersihan dalam kehidupan. Kebersihan disini dimaksudkan adalah kebersihan
menyeluruh (jasmani dan rohani). Konsep Poda Na Lima yang berisi lima
poin ini merupakan satu kesatuan yang harus bersatu dan disatukan. Tidak boleh
satu-satu dikerjakan. Maksudnya, harus diterapkan semua poin, dari poin pertama
hingga poin yang ke lima. Agar tercipta kebersihan yang baik dan seutuhnya atau
sempurna sesuai dengan konsep ni halak hita ima “Poda Na Lima”.
1. Paias Roa mu (Bersihkan Hatimu).
Roa adalah bagian pertama dari
Poda Na Lima yang harus kita paias. Kenapa harus roa yang pertama harus di bersihkan bukan rumah atau pakaian?, roa
atau hati mempunyai peranaan yang paling besar dan dashyat di dalam tubuh
manusia. Begitu pentingnya roa ini di dalam hidup dan kehidupan
manusia, nabi besar Muhammad SAW pun bersabda: ” Di dalam tubuh manusia
terdapat segumpal daging. Apabila daging itu baik, maka baiklah seluruh anggota
tubuhnya, dan apabila rusak, maka
rusaklah seluruh amggota tubuhnya. Ketahuilah segumpal daging
itu adalah hati manusia” (Hadist Riwayat Bukhori dam Muslim).
Menjaga
kebersihan hati sangat penting bagi manusia sebagai mahluk yang paling sempurna
dan mulia di muka bumi ini. Jangan
sampai kita bisa menjaga yang lainnya, sementara hati kita tidak bisa di bersihkan, akan sia-sia semuanya. Penyakit hati yang banyak di derita manusia
adalah gut-gut. Gut-gut adalah salah satu jenis penyakit hati yang harus
dibersihkan. Dia sangat berbahaya dan bisa meracuni dan mematikan hati kita
yang bersih. Kita harus menjauhkan pikiran dari hal-hal negatif,
berpikirlah selalu dengan positif. Jangan suka cemburu, iri
dengki, sombong, menyakiti orang lain dan mementingkan diri sendiri. Dengan
hati yang bersih hidup menjadi menjadi damai dan bahagia.
2. Paias Pamatangmu (Bersihkan Tubuhmu).
Setelah roa kita bersih dari
segala macam jenis kotoran-kotoran negatif, kini saatnya kita membersihkan
pamatang (tubuh) kita sendiri. Kebersihan tubuh meliputi dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Pengertian tubuh disini termasuk apa yang ada di alamnya ( apa yang kita makan Di dalam Islam, kebersihan tubuh sangatlah penting dan
selalu dijaga. Apalagi hendak mau shalat harus lebih dahulu bersuci dan berwudhu.
Wudhu menurut bahasa artinya bersih dan indah. Kalau menurut arti syara’
berarti membersihkan anggota tubuh untuk menghilangkan hadast kecil. Dan wudhu
adalah merupakan syarat sah dari kesempurnaan shalat.
Adapun salah satu cara
membersihkan seluruh tubuh adalah dengan mandi (maridi). Mandi biasanya
dilakukan dua kali dalam sehari, yakni pagi dan petang. Dengan memakai sabun
mandi yang sesuai dengan selera dan kebutuhan kita masing-masing. Kalau tubuh
sudah bersih tentu akan menjadikan raga kan sehat. Raga yang sehat selalu
berkaitan dengan jiwa seseorang. Bukankah kita selama ini sudah mengenal
pepatah: “Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula” . Dalam hal
mandi, Islam pun selalu mewajibkan seseorang untuk mandi yang berguna untuk
menghilangkan atau membersihkan hadast besar.
3. Paias Parabitonmu (Bersihkan Pakaianmu).
Tahap berikutnya setelah kita
membersihkan roa dohot pamatang adalah membersihkan pakaian (parabiton).
Parabiton meliputi seluruh aneka pakaian yang kita perlukan dalam kehidupan
sehari-hari. Pengertian bersih menurut konteks ini adalah tidak semata-mata
bersih saja tapi harus suci juga dalam pengertian bersih dari segala najis.
Apalagi pakaian itu harus dikenakan untuk shalat atau beribadah. Allah
berfirman yang artinya : “Dan bersihkanlah pakainmu (4) dan tinggalkanlah
segala (perbuatan) yang keji (5)” QS.
Al-Muddattsir (74: 4-5). Ayat ini menyeruhkan agar semua ummat manusia segera
membersihkan dan mensucikan pakaian dari segala kotoran dan najis. Dan hindarilah
perbuatan kotor atau sirik. Kemudian Allah SWT juga berfirman: yang artinya:
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki)
masjid. Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang berlebihan” QS. Al-‘Araf (7:31). Di sini Allah menyuruh
umat manusia agar perhiasan yang indah, yang sesuai dengan syariat Islam.
Adapun yang dimaksud dengan pakaian yang indah atau bagus di sini adalah
pakaian yang bersih, suci (dari najis) dan menutup aurat. Dan makan dan
minumlah makanan yang baik (bergizi) dan halal, sebagian yang Allah rizkikan
kepada kita semua. Dan janganlah berlebihan dan melampaui batas dalam
berpakaian atau makan dan minuman.
4. Paias Bagasmu (Bersihkan Rumahmu).
Rumah atau bagas adalah tempat
kita berlindung dari segala macam gangguan. Kita semua pasti sangat mendambakan
rumah yang nyaman dan teduh. Sehingga kita pun senantiasa berusaha bagaimana
menjadikan rumah itu sebagai tempat yang baik dan ideal untuk kita. Salah satu
caranya adalah dengan menjaga kebersihannya. Buat apa rumah besar dan mentereng
bak istana megah, namun di dalam dan luar ruangan rumahnya kotor dan
berantakan. Biarlah rumah kita kecil mungil, tapi bersih dan nyaman untuk
ditempati. Rumah yang bersih akan memberikan enerji positif kepada pemilik atau
penghuni rumah itu, sehingga memberikan suasana yang nyaman, enak,bergairah dan
damai. Dan sebaliknya rumah yang kotor, jorok dan berantakan akan menciptakan
enerji yang negatif, sehingga membuat penghuninya malas, lesu dan gampang
marah. Dan merasa tidak betah dan enak tinggal di rumah itu. Begitu pentingnya
kenyamanan di dalam sebuah rumah, sehingga ada pepatah dari dunia Islam
mengatakan“bayti jannati” yang artinya rumahku adalah surgaku dan pepatah yang
lain mengatakan “rumahku adalah istanaku”. Kedua pepatah ini sama-sama
mendambakan rumah yang penuh kenyamanan , keselarasan dan keharmonisan bagi si
empunya rumah.
5. Paias Pakaranganmu (Bersihkan Pekaranganmu).
Setelah kita selesai paias roa,
pamatang, parabiton dohot bagas, sekarang kita sampailah tahap yang terakhir,
yaitu paias pakarangan atau (lingkungan)mu. Hal pertama yang harus kita
bersihkan di sini adalah membersihkan pekarangan rumah kita dari segala jenis
sampah dan kotoran yang datang dari luar maupun sampah kita sendiri. Hal yang
kedua yang harus kita kerjakan setelah seluruh pekarangan rumah adalah menjaga
kebesihan dan kerapian lingkungan di mana kita bertempat tinggal. Kita bisa
gotong royong dengan tetangga atau masyarakat bahu-mambahu membersihkan
lingkungan. Bisa diadakan misalnya seminggu atau sebulan sekali, tergantung
kesepakatan bersama dalam satu lingkungan RT, RW, desa ataupun kampung.
Setelah kita bisa menjaga dan
menciptakan lingkungan yang bersih indah berseri, sekarang mari kita ke tahap
selanjutnya, yaitu giliran ketahap lingkungan yang lebih luas lagi. Yaitu
lingkungan kita di mana saja berada, baik di rumah, desa, sawah, sungai, hutan,
sekolah, pasar, laut, gunung dan di belahan bumi mana saja. Kita sebagai mahluk
yang paling mulia di bumi ini, kitalah yang harus paling bertanggung jawab
menjaga dan merawatnya agar tidak terjadi kerusakan-kerusakan pada lingkungan.
Akan tetapi kenyataannya apa yang terjadi? Kita sebagai khalifah di muka bumi
ini lupa diri, kita mengambil paksa kekayaan alam dengan semena-mena tanpa
memperhatikan lingkungan. Kita tebangi pohon-pohon, kita
bakar dan
gunduli hutan-hutan, kita racuni ikan-ikan di sungai, danau dan laut. Kita
gusur sawah-sawah yang membentang hijau dengan dalih pembangunan, dan masih
banyak lagi perbuatan kita yang merusak alam.
Allah berfirman : “Telah nampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia.
Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar-Rum (30:41). Pada
surah Ar-Rum ayat ini Allah telah mengisyaratkan bahwa memang benar telah
terjadi keruskan di mana-mana, di darat, laut, dan udara oleh akibat
tangan-tangan manusia yang super rakus dan tamak. Dan Allah pun ingin memberi
peringatan kepada kita semua bahwa bencana yang terjadi di muka bumi ini,
seperti longsor, banjir, kebakaran hutan dan lain sebagainya adalah akibat ulah
manusia yang tidak tahu berterima kasih. Agar kita semua manusia kembali ke
jalan yang benar dan tidak mengerjakan kemaksiatan dan pengerusakan lagi di
muka bumi ini.
Demikianlah Konsep Poda Na Lima yang harus senantiasa kita laksanakan dan terapkan setiap saat dalam
kehidupan kita. Manfaatnya begitu besar buat hidup dan kehidupan kita di dunia
ini, bahkan hingga akhir nanti. Konsep Poda Na Lima membuktikan bahwa adat
budaya masyarakat Tapanuli Selatan sangatlah tinggi nilai-nilai peradabannya.
Oleh karena itu marilah kita laksanakan dan amalkan Poda Na Lima ini dengan
sebaik-baiknya dalam kehidupan nyata kita sehari-hari. Beberapa tahun yang
lalu, masih banyak kita temui tulisan Poda Na Lima lengkap dengan isinya, baik
di rumah, di batas-batas Desa, di sekolah-sekolah bahkan di kantor Pemerintahan
di Kabupaten Tapanuli Selatan ataupun di Kabupaten Mandailing Natal. Baru-baru
ini penulis berkeliling di Kabupaten Mandailing Natal, Tulisan Poda Na Lima
sudah agak sulit menemuinya, apakah ini berkaitan dengan bergesernya
nilai-nilai moral dan etika masyarakat, terutama Naposo Nauli Bulung
(muda-mudi). Mari kita jawab bersama dengan melihat keadaan sekitar kita. Mandailing terkenal dengan sumber
ulama, kemana nilai-nilai agama yang berkaitan dengan adab, yang telah
ditanamkan secara turun temurun oleh ompung kita, (baru 2 generasi) nilai-nilai
moral/etika tersebut telah memudar. Untuk
mengembalikan ini, tentu tidak semudah membalik telapak tangan, perlu waktu dan
tenaga serta pengorbanan karena akan mengembalikan tatakrama/budaya yang hampir hilang. Usaha-usaha tersebut telah dimulai oleh Pusat Informasi dan
Dokumentasi Mandailing (PIDM) kelompok Humaniora-Pokmas Mandiri dibawah
pimpinan Dr. Rizali H Nasution dengan mendirikan Perpustakaan dan Museum Kebudayaan, Sopo Sio
Parsarimpunan Ni Tondi Mandailing, berisi buku-buku/naskah-naskah tentang
Mandailing dan buku-buku umum serta Museum Mandailing di Desa Hutapungkut Jae
Kec. Kotanopan Mandailing Natal, dengan Visi : Membangun masyarakat mandiri,
sehat, cerdas, sejahtera dan berbudaya. Sejak 2012 Sopo ini berada di bawah manajemen Yayasan Badan Warisan Soematra (YBWS). Niat yang tulus dari sosok Dr. Rizali
H. Nasution, yang telah memulai kerja keras berusaha untuk menggali kembali
batang yang terendam pantas kita acungi jempol. Namun
jika kita tidak ikut serta, sangat sulit merealisasikannya, kapan lagi, siapa
lagi yang memulainya kalau tidak kita, karena kita yang dulu, kita yang
sekarang dan kita juga yang akan datang. Karena saat ini banyak manusia yang
tidak mementingkan kepatutan tingkah laku dan perbuatan dalam menjalankan kehidupannya. Sebenarnya
masih ada resep yang dapat mengembalikannya jika kita mau melaksanakan dan
mempraktekkannya terutama di rumah kita sebagai suatu lingkup terkecil tentu
ini akan menyebar ke lingkungan dan lain sebagainya. (M. Syukri Nasuion)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar